Laman

Kamis, 07 Juni 2012

Hal Mengharukan


FILOSOFI HIDUP

Satu yang mengharukan adalah ketika kamu mengakui kesalahan yg telah lama kamu sembunyikan darinya dan dia berkata, "IT'S OKAY!" sambil tersenyum


LELUCON

Cowok Idaman Cewek

Cewek : "Mas kerja di mana?"
Cowok : "Saya cuma usaha beberapa hotel bintang 4 dan 5 di Jakarta dan Bali..."
Cewek : (WAW! Konglomerat pasti!) "Mas tinggal dimana?"
Cowok : "Pondok Indah Bukit Golf..."
Cewek : (WAW kereenn! Rumah Orang-orang "The Haves") "Pasti gede rumahnya yah?"
Cowok : "Nggak ah. Biasa aja kok, cuma 3000 m2."
Cewek : (Busett!) :Pasti mobilnya banyak yah?"
Cowok : "Sedikit kok, cuma ada Ferrari, Jaguar, Mercedes, BMW, Mazda..."
Cewek : (Wah cowok idaman gue nihh!!) "Mas uda punya istri?"
Cowok : "Hmm, Sampai saat ini belum tuh... hehe..."
Cewek : (Enak juga nih kalu gue bisa jadi bininya...) "Mas merokok??"
Cowok : "Tidak, rokok itu tidak bagus untuk kesehatan tubuh..."
Cewek : (Wah sehat nihh!) "Mas suka minum-minuman keras?"
Cowok : "Tidak donk..."
Cewek : (Gilee, cool abissss!!) "Mas suka maen judi??"
Cowok : "Nggak! Ngapain juga judi? Ngabisin duit aja!"
Cewek : (Ooohhhh... So sweett...) "Mas suka dugem gitu gak?"
Cowok : "Tidak tidak!"
Cewek : (Iihh, sholeh banget nih cowok!) "Mas udah naik haji?"
Cowok : "Yah, baru 3 kali dan umroh 6 kali..."
Cewek : (Subhanallah... calon surgawi...) "Hobinya apa sih mas?"
Cowok : "BOHONGIN orang..."


TIPITAKA

Kisah Uggasena

Suatu saat rombongan pemain drama keliling yang terdiri atas lima ratus penari dan beberapa pemain akrobat datang ke Rajagaha. Mereka mengadakan pertunjukan di dalam lingkungan istana raja Bimbisara selama tujuh hari. Di sana seorang penari muda yang merupakan putri seorang pemain akrobat bernyanyi dan menari di atas sebuah galah bambu yang panjang.

Uggasena, putra yang masih muda dari seorang hartawan, jatuh cinta dengan penari itu. Orang tuanya tidak dapat mencegah keinginan putranya untuk menikah dengan gadis tersebut. Ia menikahi penari muda itu dan mengikuti rombongan tersebut. Karena Uggasena bukan seorang penari juga bukan pemain akrobat maka ia benar-benar tidak berguna bagi rombongan tersebut. Sehingga saat rombongan itu pindah dari satu tempat ke tempat lain, ia hanya membantu mengangkut kotak-kotak, mengemudikan kereta, dan lain-lainnya.

Pada suatu saat seorang anak laki-laki lahir dari pasangan Uggasena dan istrinya, sang penari. Kepada anak laki-lakinya, penari tersebut sering menyanyikan sebuah lagu seperti ini : “O Kamu, putera seorang lelaki yang menjaga kereta-kereta; lelaki yang mengangkut kotak-kotak dan buntelan-buntelan! O Kamu, putera seorang yang bodoh, yang tidak dapat melakukan apapun!” Uggasena mendengar lagu itu. Ia mengetahui bahwa istrinya menunjukkan hal itu kepadanya dan hal ini membuat ia sangat terluka dan tertekan. Maka ia pergi menemui ayah mertuanya, seorang pemain akrobat, dan meminta agar diajari bermain akrobat. Setelah setahun berlatih, Uggasena menjadi pemain akrobat yang trampil.

Suatu ketika, Uggasena kembali ke Rajagaha, dan diumumkan bahwa Uggasena akan memperlihatkan ketrampilannya di muka umum selama tujuh hari. Pada hari ketujuh, sebatang galah yang panjang digunakan dan Uggasena berdiri di atasnya. Dengan tanda-tanda yang diberikan dari bawah, ia berjungkir balik tujuh kali di atas galah itu. Saat itu Sang Buddha melihat Uggasena dalam batin Beliau dan mengetahui bahwa telah tiba saatnya bagi Uggasena untuk mencapai tingkat kesucian arahat.

Kemudian Sang Buddha memasuki kota Rajagaha, berusaha agar orang-orang (penonton) mengalihkan perhatiannya kepada Beliau, dan bukan bertepuk tangan untuk Uggasena atas prestasi akrobatiknya. Ketika Uggasena melihat bahwa ia sedang diabaikan dan tidak diacuhkan, ia hanya duduk di atas galah, merasa sangat tidak puas dan tertekan.

Sang Buddha menyapa Uggasena, “Uggasena, orang bijaksana seharusnya melepaskan semua kemelekatan pada kelompok-kelompok kehidupan (khandha), dan berjuang untuk mencapai kebebasan dari lingkaran tumimbal lahir.”

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 348 berikut :

Tinggalkan apa yang telah lalu,
yang akan datang maupun sekarang
(=kemelekatan terhadap lima kelompok kehidupan)
dan capailah ‘Pantai Seberang’ (=nibbana).
Dengan pikiran yang telah bebas dari segala sesuatu,
maka engkau tak akan mengalami kelahiran dan kelapukan lagi.

Pada saat khotbah Dhamma itu berakhir, Uggasena yang masih berada di atas galah, mencapai tingkat kesucian arahat. Ia turun dan segera diterima dalam pasamuan bhikkhu oleh Sang Buddha.


VEGETARIAN

Vegetarian Menyehatkan

KEBIASAAN antimakan daging ternyata tak hanya dilakukan karena kesehatan saja. Dengan vegetarian, para vegan (sebutan untuk pelaku vegetarian) juga berkomitmen untuk menyelamatkan bumi dari pemanasan global.

”Kita telah melampaui titik ujung, tapi kita belum sampai pada titik tanpa harapan. Kita masih bisa berbalik, tapi kita harus mengambil arah yang cepat!”. Kalimat itu diucapkan oleh James Hansen, seorang ahli iklim dari Goddard Institut Studi Luar Angkasa NASA pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) antar-agama yang diadakan di Uppsala, Swedia, pada 1999 lalu.

Pernyataan tersebut menjawab pertanyaan seputar upaya manusia untuk mengatasi perubahan iklim akibat pemanasan global. Usaha penyelamatan terakhir yang dimaksud Hansen adalah dengan menjalani diet vegetarian. Bagaimana bisa? Menurut dia, pola makan adalah cara paling efektif mengurangi emisi karbon dibandingkan dengan mengganti bola lampu atau kegiatan lainnya.

Dari situ, vegetarian lantas menjadi buah bibir. Semua orang pun membicarakannya. Ketakutan akan kehancuran bumi lebih cepat membuat pola makan dengan tidak mengonsumsi makanan yang berasal dari hewan, seperti daging, susu, maupun telur tersebut menjadi pilihan masyarakat.

Memang, kini keberadaan kaum vegetarian sudah semakin meluas dan berkembang pesat. Di Amerika saja, dalam seminggu pertambahan penganut pola makan seperti ini bisa mencapai 2.000 orang. Rumah makan penyedia menu vegetarian pun tumbuh subur bak jamur di musim hujan.

Bahkan, banyak juga orang yang lebih jauh melangkah dengan menggalakkan kampanye anti-menyakiti binatang dengan tidak memakai produk jadi yang berasal dari hewan seperti tas kulit, tali pinggang kulit, mantel, dan sejenisnya. Sebagai gaya hidup? Bisa jadi. Namun tak apa-apa, toh kebiasaan ini terbukti menyehatkan.

Berbagai penelitian ilmiah telah banyak mengungkapkan pentingnya memperbanyak konsumsi bahan pangan dari nabati agar tubuh makin prima dan mencegah terserang penyakit mematikan. Penyakit yang berasal dari binatang juga terus mengancam usai wabah flu burung, flu babi, dan sapi gila mereda. Sebenarnya, banyak alasan seseorang menjalani diet vegetarian.

Di antaranya karena faktor ajaran agama, kesehatan, menjalani program diet, ekonomi karena harga daging yang mahal, pelestarian lingkungan, ataupun rasa sayang terhadap hewan. Namun, dewasa ini alasan kesehatan tampaknya paling mengemuka, seiring tren healthy food dan kesadaran masyarakat terhadap maraknya penyakit yang disebabkan pola makan kurang sehat.

Bagi Nelly Halim, vegetarian sudah jadi pilihan hidupnya. Wanita berusia 38 tahun itu sudah menjalani pola makan anti-daging sejak 1988, saat dirinya duduk di bangku sekolah menengah pertama. Awalnya karena alasan agama. Ajaran sang Buddha yang dianutnya mengamanatkan bahwa hewan seperti juga manusia, memiliki tubuh, jiwa, dan ruh.

Jadi, membunuh hewan dan memakan dagingnya adalah sebuah kejahatan dan akan mengakibatkan karma buruk. Meskipun sebenarnya larangan ini hanya ditujukan kepada seorang biksu dan ada beberapa pengecualian.

“Di wihara juga sering diadakan seminar soal vegetarian dan pola makan sehat. Jadi tertarik,” kata dia.

Memutuskan untuk menjadi seorang veganmemang bukan perkara gampang. Nelly misalnya, walau mengurangi makan daging, pertama kali beralih dia masih mengonsumsi susu dan telur dalam menu makanannya. Hidangan nikmat macam ayam goreng, sate padang, sup buntut, kambing guling, sushi, segala olahan seafood, begitu menggoda hatinya.

Baru dua sampai tiga tahun ke belakang Nelly memutuskan menjadi seorang vegetarian murni, alias vegan. “Sekarang, saya juga sudah tidak makan roti lagi,” kata perempuan yang berdomisili di Jakarta Barat ini.

Usai jadi vegan, tubuhnya terasa lebih fit dan jarang terkena penyakit terutama flu dan batuk. Kebiasaan sehat ini pun menular kepada suami dan keluarganya yang lain.

“Setiap cek di laboratorium, kadar darah, kolesterol, dan gula saya selalu stabil. Kalau cuaca yang tidak menentu gitu, saya jarang sakit dibanding teman-teman saya yang bukan vegetarian,” tutur Nelly.

Menanggapi tren vegetarian yang terus melambung, Nelly yang berprofesi sebagai finance manager tersebut menganggapnya sebuahhal lumrah. Konsep tidak makan produk hewani, menurut dia, memang sejalan dengan program ramah lingkungan yang sedang gencar disosialisasikan dalam upaya menjadikan dunia lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar